Thursday, 29 December 2016

Cara Mengawetkan Bambu dengan Borax dan Boric Acid

untuk pemesanan borax dan boric acid silahkan menghubungi :

RAS CHEMICAL
Phone/ WA / Line / sms / Telegram : +6281222278290
raschems@gmail.com
Tanaman bambu yang ada membawa manfaat yang cukup besar bagi masyarakat Dusun Gentan Desa Margoagung terutama untuk kerajinan mebel bambu, untuk bahan bangunan rumah mulai dari usuk, reng hampir dikatakan tidak bisa lepas dari bambu, selain tersebut diatas masih banyak manfaat dari bambu.
 
Manfaat bambu
Bambu merupakan tanaman yang cepat tumbuh, bisa digunakan untuk penghijauan karena tumbuhnya relative cepat karena tiga tahun sampai empat tahun memanen hasil tanamnya. Serta ada manfaat lain lagi yaitu dapt menghasilkan oksigen lebih dari 30 % dari tumbuhan lain dengan luasan yang sama. Sehingga akan sangat berguna bagi proses reboisasi dan perbaikan lahan-lahan kritis. Disamping itu pula bambu dapat digunakan untuk kerajinan anyaman, mebel bambu, bahan bangunan dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari perayaan-perayaan agama pada jaman dulu yang tidak ada bahan dari plastik maka banyak mengunakan besek ataupun sejenisnya. Bambu juga merupakan bahan bangunan yang kuat sehingga sekarang banyak yang beralih bambu, ini terjadi pada waktu 2006 paska gempa DIY-Jateng banyak bahan bangunan yang digunkan berasal dari bambu.

Tantangan
Salah satu kelemahan bambu adalah dimakan serangga bubuk dan jenis serangga lain, hal tersebut biasa karena memang berasal dari bahan biologis maka terjadi penurunan kualitas bahan, perubahan warna, dan daya tahan yang sangat pendek bila tidak ada cara utnuk mengawetkan bambu tersebut. Daya tahan di Indonesia bila tidak ada treatment maka hanya bertahan 6 bulan sampai 2 tahun saja.

Hal ini banyak dialami dan para pengrajin di Dusun Gentan karena perilaku yang buruk terhadap proses pengawetan bambu maka akan sangat merugikan pihak pengrajin sendiri dan tertutupnya pangsa pasar bagi kerajinan mebel bambu.

Maka pihak GTZ-JRF yang focus pada pengembangan UMKM di wilayah DIY, memberikan fasilitas pengawetan dan pengeringan bambu agar dapat di gunakan untuk masyarakat pengrajin mebel bambu di Dusun Gentan.

Sebelum dapat digunakan maka dilakukan peningkatan kapasitas dalam hal proses pengawetan maka pihak GTZ-JRF mengundang Prof. Dr. Morisco untuk memberikan pelatihan pengawetan bambu dengan mengunakan salah satu cara yaitu pengawetan yang paling murah dan efektif. 

Metode pengawetan ini mengunakan campuran antara Borax dan Boric, kemudian dilarutkan kedalam cairan dengan perbandingan 3:2, dengan konsentrasi maksimum 5 % , dan di campur dengan air kurang lebih 20 liter banyaknya serta pewarna makanan untuk mengetahui perjalanan pengawet biasaya mengunakan warna yang kontras.

Pada cara ini, batang bambu yang habis panen, di potong pada bagian atas sepanjang 20 cm – 30 cm dari ruas paling atas, sebelumnya bambu di potong dengan panjang 6-7 meter, kemudian bagian atas yang 20 cm tersebut dirusak dengan cara di tatah pada daging bambu bagian dalam sampai satu lingkaran penuh, jangan sampai pecah, karena kalau pecah maka larutanya tidak akan tertampung sempurna. Perlakuan tersebut untuk semua bambu yang akan diawetkan. Kemudian bambu di sandarkan pada tower yang tersedia sampai seluruh bambu dapat tertampung, kapasitas yang ada sekarang baru untuk mengawetkan bambu sebanyak 300 batang saja.

Bambu tersebut di sandarkan di tower yang terlindung dari hujan dan sinar matahari secara langsung pada bagian atasnya. Setelah semua disandarkan maka proses selanjutnya adalah dengan mengisi bagian bambu sebanyak ½ liter ataupun sesuai dengan kapasitas dari potongan bambu yang ada. Dan tiap hari dilakukan pengecekan dan penambahan cairan sesuai dengan ukuran yang ada,jangan lupa untuk dicatat berapa tambahan cairan yang ada. Kegiatan tersebut dilakukan sampai hari ke empat atau ke enam. Setelah hari ke enam dichek perjalana cairan pengawet sampai ruas mana dengan cara di lubangi ataupun di potong pada bagian bawah bambu. Tetapi kalau sudah sampai maka bambu bisa di keringkan cairan pengawet pada bagian atas dengan cara ditampung di tempat penampungan, dan dapat digunakan lagi. Setelah hari ke 13 belas maka cairan keseluruhanya diharapkan sampai kebawah dan dapat dikeringkan dari 2 sampai 4 hari tergantung lembabnya. Ataupun masuk oven bambu.

Setelah dikeringkan maka bambu tersebut dapat digunakan untuk keperluan kerajinan mebel bambu ataupun untuk usaha lain. Dengan harapan dapat meningkatkan pendapatan dan daya jual produk yang ada bagi para pengrajin mebel bambu.

No comments:

Post a Comment